selamatkan adi
Live Streaming SQ Radio 104,3 fm Pangkalpinang Kepulauan Bangka Belitung 33129
Click here for winamp player
Click here for BlackBerry
Welcome أهلاً وسهلاً / أهلاً بك
Di Blog Adi Selamat
Senin, 04 Maret 2013
-=[ Mengapa Nabi melarang meniup makanan dan minuman? ]=-
Seringkali kita melihat, seorang Ibu ketika menyuapi anaknya makanan yang masih panas, dia meniup makanannya lalu disuapkan ke anaknya. Bukan cuma itu, bahkan orang dewasa pun ketika minum teh atau kopi panas, sering kita lihat, dia meniup minuman panas itu lalu meminumnya. Benarkan cara demikian?
Cara demikian tidaklah dibenarkan dalam Islam, kita dilarang meniup makanan atau minuman.
Sebagaimana dalam Hadits Ibnu Abbas menuturkan, "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya." (HR. At Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Awalnya saya tidak mengetahui hikmahnya, bagi saya pribadi, ketika datang hadits pada saya mengenai suatu hal, maka semampunya coba saya lakukan, walaupun saya belum tahu hikmahnya, dan sebenarnya memang tidak harus tahu.
Begitu juga ketika saya pertama kali mendengar hadits ini, saya hanya berusaha mengamalkan saja, bahwa kita dilarang meniup makanan atau minuman, itu juga yang saya lakukan kepada anak saya.
Alhamdulillah ketika tadi coba browse ke internet, ternyata dari salah satu milis kimia di Indonesia, ada yang menjelaskan secara teori bahwa: apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan CO2, yaitu carbon dioxide, yang apabila bercampur dengan air H20, akan menjadi H2CO3, yaitu sama dengan cuka, menyebabkan minuman itu menjadi acidic.
Dan saya ingat juga bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil bernapas di dalam gelas, hal ini juga dilarang, ternyata saya baru tahu sekarang hikmahnya, bahwa ketika kita minum langsung banyak, maka ada kemungkinan kita akan bernapas di dalam gelas, yang akan menyebabkan reaksi kimia seperti di atas.
Ulasan yang saya sampaikan, mungkin bukan hikmah keseluruhan, karena Ilmu Allah tentu lebih luas dari ilmu manusia, bisa jadi itu adalah salah satu hikmah dari puluhan hikmah lainnya yang belum terungkap oleh manusia. (sendy aldiana)
Seringkali kita melihat, seorang Ibu ketika menyuapi anaknya makanan yang masih panas, dia meniup makanannya lalu disuapkan ke anaknya. Bukan cuma itu, bahkan orang dewasa pun ketika minum teh atau kopi panas, sering kita lihat, dia meniup minuman panas itu lalu meminumnya. Benarkan cara demikian?
Cara demikian tidaklah dibenarkan dalam Islam, kita dilarang meniup makanan atau minuman.
Sebagaimana dalam Hadits Ibnu Abbas menuturkan, "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya." (HR. At Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).
Awalnya saya tidak mengetahui hikmahnya, bagi saya pribadi, ketika datang hadits pada saya mengenai suatu hal, maka semampunya coba saya lakukan, walaupun saya belum tahu hikmahnya, dan sebenarnya memang tidak harus tahu.
Begitu juga ketika saya pertama kali mendengar hadits ini, saya hanya berusaha mengamalkan saja, bahwa kita dilarang meniup makanan atau minuman, itu juga yang saya lakukan kepada anak saya.
Alhamdulillah ketika tadi coba browse ke internet, ternyata dari salah satu milis kimia di Indonesia, ada yang menjelaskan secara teori bahwa: apabila kita hembus napas pada minuman, kita akan mengeluarkan CO2, yaitu carbon dioxide, yang apabila bercampur dengan air H20, akan menjadi H2CO3, yaitu sama dengan cuka, menyebabkan minuman itu menjadi acidic.
Dan saya ingat juga bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita ketika minum seteguk demi seteguk, jangan langsung satu gelas sambil bernapas di dalam gelas, hal ini juga dilarang, ternyata saya baru tahu sekarang hikmahnya, bahwa ketika kita minum langsung banyak, maka ada kemungkinan kita akan bernapas di dalam gelas, yang akan menyebabkan reaksi kimia seperti di atas.
Ulasan yang saya sampaikan, mungkin bukan hikmah keseluruhan, karena Ilmu Allah tentu lebih luas dari ilmu manusia, bisa jadi itu adalah salah satu hikmah dari puluhan hikmah lainnya yang belum terungkap oleh manusia. (sendy aldiana)
Kamis, 28 Februari 2013
RENUNGAN JUM'AT
DI BALIK DOA YANG TIDAK TERKABUL
Ada seseorang yang rajin berdoa, minta sesuatu sama Allah. Orangnya
sholeh. Ibadahnya baik. Tapi doa tak kunjung terkabul. Sebulan menunggu
masih belum terkabul juga. Tetap dia berdoa. Tiga bulan juga belum.
Tetap dia berdoa. Hingga hampir satu tahun doa yang ia panjatkan, belum
terkabul juga. Dia melihat teman kantornya. Orangnya biasa saja. Tak
istimewa. Sholat ...masih bolong - bolong. Kelakuannya juga sering
nggak beres, sering tipu-tipu, bohong sana-sini. Tapi anehnya, apa yang
dia doain, semuanya dipenuhi. Orang sholeh ini pun heran. Akhirnya, dia
pun dateng ke seorang ustadz. Ceritalah dia permasalahan yang sedang
dihadapi. Tentang doanya yang sulit terkabul padahal dia taat,
sedangkan temannya yang bandel, malah dapat apa yang dia inginkan.
Tersenyumlah ustadz ini. Bertanyalah si ustadz ke orang ini. Kalau Anda
lagi duduk di warung, kemudian datang pengamen, tampilannya urakan, maen
musiknya gak bener, suaranya fals, bagaimana? Orang sholeh tadi
menjawab, segera saya kasih pak ustadz, gak nahan ngeliat dan ndengerin
dia lama-lama di situ, sambil nyanyi pula. Kalau pengamennya yang dateng
rapi, main musiknya enak, suaranya empuk, bawain lagu yang kamu suka,
bagaimana? Wah, kalo gitu, saya dengerin ustadz. Saya biarin dia nyanyi
sampai habis. Lama pun nggak masalah. Kalau perlu saya suruh nyanyi
lagi. Nyanyi sampai sealbum pun saya rela. Kalau pengamen tadi saya
kasih 500, yang ini 10.000 juga berani, ustadz. Pak ustadz pun
tersenyum. begitulah nak. Allah ketika melihat engkau, yang sholeh,
datang menghadap-Nya, Allah betah ndengerin doamu. Melihat kamu. Dan
Allah pengen sering ketemu kamu dalam waktu yang lama. Buat Allah,
ngasih apa yang kamu mau itu gampang betul. Tapi Dia pengen nahan kamu
biar khusyuk, biar deket sama Dia. Coba bayangin, kalo doamu cepet
dikabulin, apa kamu bakal sedeket ini? Dan di penghujung nanti, apa yang
kamu dapatkan
kemungkinan besar jauh lebih besar dari apa yang kamu
minta. Beda sama temenmu itu. Allah gak mau kayaknya, dia deket-deket
sama Allah. Udah dibiarin biar
bergelimang dosa aja dia ini. Makanya
Allah buru-buru kasih aja. Udah. Jatahnya ya segitu doang. Gak nambah
lagi. Dan yakinlah, kata pak ustadz, kalaupun apa yang kamu minta
ternyata gak Allah kasih sampai akhir hidupmu, masih ada akhirat, nak.
Sebaik-baik pembalasan adalah jatah surga buat kita. Nggak bakal ngerasa
kurang kita di situ. Tersadarlah orang tadi. Ia pun beristighfar, sudah
berprasangka buruk kepada Allah. Padahal Allah betul-betul amat
menyayanginya.
Semoga kisah ini menjadi dapat
pelajaran bagi kita semua... Aamiin
Sabtu, 10 Maret 2012
AKU INGIN...
AKU INGIN MENGENALMU DENGAN SEMPURNATanpa penjajakan yang saat ini sedang marak orang lain lakukan. Cukuplah aku mengenalmu melalui murabbi, keluarga, ataupun lingkungan dakwah yang kita lalui bersama. Sejatinya aku tak akan pernah bisa mengenalmu, karena pernikahan adalah proses pengenalan yang berkesinambungan. Pernikahan bukanlah akhir tujuan perkenalan, namun awal sesungguhnya dari perkenalan. Aku memang tak mengenalmu, namun aku akan berusaha mengenalmu semampuku, setelah kita telah dinyatakan halal untuk saling mengenal.
AKU INGIN MELAMARMU DENGAN SEMPURNA
Tanpa pertukaran cincin terlebih dahulu seperti yang orang lain bilang tunangan. Cukuplah aku mengenalkan diri dan keluargaku pada keluargamu. Hingga tercipta keharmonisan awal yang sejatinya tercipta karena menghormati kesucian pernikahan. Aku memang tak sanggup memberikan banyak harta untuk melamarmu, namun di jalan dakwah yang akan ku jalani denganmu, aku berjanji untuk berusaha mencari harta semampuku. Harta yang halal untuk kita bersama.
AKU INGIN MENIKAHIMU DENGAN SEMPURNA
Tanpa terlalu banyak kemeriahan yang mendekati kenikmatan dunia. Cukuplah rasa bahagia yang menyelimuti keluarga, sanak saudara, beberapa kolega, serta kita berdua khususnya, menjadi keriangan tersendiri dalam haru yang tercipta karena telah sah-nya untuk menjalani biduk rumah tangga. Aku memang tak mampu untuk memberikan kebahagiaan berlimpah di hari pernikahan kita, namun aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia di hari-hari setelah pernikahan kita nantinya. Sejatinya pernikahan bukanlah akhir dari perjalanan hidup kita, namun gerbang awal untuk membuka salah satu jalan menuju ridha-Nya.
AKU INGIN MENCINTAIMU DENGAN SEMPURNA
Tanpa banyak kata yang membalut kebohongan belaka. Cukuplah rayuan dan candaan ringan untuk menghiasi pernikahan kita. Aku memang tak pandai merangkai kata romantis untuk selalu menyenangkanmu, namun aku tahu bagaimana memposisikan kedudukanmu. Kau bukan berada di atas kepala hingga selalu haus akan sanjung puja, bukan pula berada di bawah kaki untuk diinjak dan dihina. Kau adalah tulang rusuk kiriku, dekat dihatiku untuk selalu kucinta. Aku tidak berani berjanji untuk mencintaimu sepenuhnya, namun aku berani berjanji untuk selalu belajar mencintaimu sepenuhnya. Cinta sejati yang membuat kita semakin mencintai-Nya.
AKU INGIN HIDUP BERSAMAMU DENGAN SEMPURNA
Tanpa banyak terpengaruh hal-hal yang menimbulkan perselisihan antara kita berdua. Cukuplah atas nama Allah segala tingkah polah kita, disertai Al-Qur’an penerang jalan hidup kita, dan Al-Hadits pengiring liku hidup kita. Aku memang tak bisa membuatmu bahagia selalu, namun aku berjanji untuk selalu ada dalam setiap suasana dan kondisi perasaanmu. Aku ingin menyediakan pundak dalam kesedihanmu, menjadi obat penenang dalam kegundahanmu, serta melebarkan pangkuan di saat kelemahanmu.
AKU INGIN MEMPEROLEHI KETURUNAN DARIMU DENGAN SEMPURNA
Tanpa ego yang menaungi diri masing-masing, kita berdua membicarakan persetujuan dalam perencanaan. Cukuplah kita berdua yang tahu akan keinginan dan kemampuan kita. Melaluimu, terlahirlah para jundi kecil pelengkap hidup kita. Yang menjadikanku pondasi bangunan pemikiran mereka, serta menjadikanmu madrasah berilmu yang tak ada habis-habisnya. Kita ciptakan generasi terbaik bangsa yang kan mengukir sejarah peradaban, setidaknya yang kan mampu membuat kita bangga, karena telah memiliki penerus dakwah seperti mereka.
Aku tak sempurna. Kau pun tak sempurna. Ketidaksempurnaanmu menjadi pelengkap ketidaksempurnaanku, hingga kita terlihat sempurna, meski hanya bagi kita berdua. Biarlah Allah yang Maha sempurna, yang berhak menilai kesempurnaan kita.
Wallahu’alam bish shawwab
10 TIPS MENJADI SUAMI SUKSES ;
1.
Tampil RAPIH, BERSIH dan WANGILAH untuk istri anda. Kapan terakhir kali
kita para suami pergi berbelanja baju yang bagus? Seperti halnya para
suami yang ingin istrinya tampil cantik untuknya maka para istri pun
sama yaitu ingin suaminya tampil tampan untuk mereka. Ingatlah bahwa
Nabi Muhammad SAW selalu menggunakan siwak jika pulang ke rumah dan
beliau menyukai wangi-wangian.2. Gunakan nama PANGGILAN KESAYANGAN khusus untuk istri anda. Nabi Muhammad SAW memberi nama kesayangan untuk istri-istrinya. Gunakan panggilan kesayangan untuk istri anda yang ia sukai dan jangan menggunakan nama panggilan yang bisa melukai perasaannya.
3. Jangan perlakukan dia seperti halnya NYAMUK. Kita tidak pernah memikirkan nyamuk sampai nyamuk tersebut menggigit kita. Dan jangan sampai para suami cuek, membiarkan istrinya seharian penuh dan hanya memberi perhatian ketika istrinya 'menggigit' atau minta diperhatikan. Jangan perlakukan para istri seperti halnya nyamuk; perlakukan mereka dengan baik dan berikan perhatian kepada mereka tanpa harus menunggu 'digigit'.
4. Jika para suami melihat ada yang salah dengan istri mereka, cobalah untuk DIAM dan tidak mengeluarkan komentar. Seperti itulah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau melihat sesuatu yang tidak cocok pada istri-istrinya. Inilah cara yang hanya dikuasai oleh sedikit laki-laki Muslim.Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya wanita itu seperti tulang rusuk. Jika kamu berusaha meluruskannya, maka kamu akan mematahkannya. Tetapi kalau kamu biarkan saja, maka kamu akan menikmatinya dengan tetap dalam keadaan bengkok. (Sahih Muslim : 2669)
5. TERSENYUMLAH ketika anda para suami melihat istri anda dan PELUKLAH mereka dengan rutin. Senyum adalah sedekah bagi tiap Muslim yang melakukannya begitu pun dengan tersenyum kepada istri anda. Bayangkan hidup anda dengan dia yang selalu melihat anda tersenyum. Dan juga ingatlah sebuah hadits ketika Nabi Muhammad SAW mencium istrinya sebelum melaksanakan shalat meski saat itu beliau sedang berpuasa.
6. BERTERIMA KASILHLAH kepada dia atas semua yang dilakukannya untuk anda. Lalu ucapkan terima kasih lagi. Contohnya ketika makan malam. Istri anda sudah memasak, membersihkan rumah dan banyak lagi pekerjaan yang harus ia lakukan. Dan kadang setelah selesai makan malam ucapan yang ia dapatkan adalah bahwa kurangnya garam dalam sop yang dimasak oleh istri anda. Jangan bersikap seperti itu; berterima kasihlah.
7. Minta kepada istri anda untuk MENULISKAN 10 hal terakhir yang anda lakukan untuknya yang bisa MENYENANGKAN dia. Lalu lakukan dan kemudian minta lagi. Mungkin akan sulit jika anda menebak sendiri apa yang bisa menyenangkan istri anda. Anda tidak perlu menebak-nebak, tanyakan kepadanya, lalu lakukan dan ulangi terus sepanjang hidup anda.
8. Jangan anggap tidak penting PERMINTAAN istri anda. Buat istri anda nyaman. Terkadang para suami mungkin terlihat tidak bersemangat ketika istri mereka meminta sesuatu. Nabi Muhammad SAW mencontohkan kepada kita dalam suatu ketika kejadian Safiyyah RA menangis karena beliau menempatkan dia di onta yang lambat jalannya. Lalu beliau sapu air matanya, menghibur dia dan membawakan onta untuknya.
9. BERCANDA dan BERMAINLAH dengan istri anda. Lihat bagaimana Nabi Muhammad SAW sering balap lari dengan istrinya Siti Aisyah RA di gurun. Kapan terakhir kali kita bercanda dan bermain dengan istri kita seperti halnya yang pernah Nabi Muhammad SAW lakukan? Bercanda dengan isteri kita adalah berpahala, seperti halnya bercanda dengan isteri orang bisa berdosa. Nikmatilah yang halal bagimu.
10. Selalu ingat sabda Nabi Muhammad SAW: "Sebaik-baik di antara kamu adalah yang paling baik pada keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku." Cobalah untuk MENJADIi yang TERBAIK.Jangan lupa untuk BERDOA kepada Allah SWT agar rumah tangga anda menjadi rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Sesungguhnya Allah SWT Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita semua.
"ROBBANAA HABLANAA MIN AZWAAJINAA WA DZURRIYYATINAA QURRATA A'YUN WAJ'ALNAA LILMUTTAQIINA IMAAMAA... AMIN" (“Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertaqwa.” )(QS. al-Furqan: 74)
Bila kita sudah SUKSES membina rumah tangga dan menjadi suami yang baik, insya Allah kita akan makin dekat kepada Allah subhanahu wa ta'alaa, karena rasa CINTA dan KASIH SAYANG kita adalah KEHENDAK dan KARUNIA-NYA.
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu CENDERUNG dan merasa TENTERAM (SAKINAH) kepadanya, dan DIJADIKAN-NYA di antaramu rasa KASIH dan SAYANG. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat TANDA-TANDA bagi kaum yang BERFIKIR." (QS. 30:21)
Jumat, 09 Maret 2012
Hidayah Menyapa Melalui Seorang Tuna Netra
Tumbuh dan besar dalam keluarga yang demokratis,
membuat aku dan adik-adikku terbiasa dalam nilai-nilai penuh kebebasan
selama tetap bertanggung jawab dan tidak keluar jalur. Orang tua
membebaskan aku dan saudaraku ikut kegiatan apa saja di luar rumah asal
jelas dan izin orang tua. Dan pada akhirnya, kepercayaan orang tuaku itu
kusalah artikan.
Berawal dari keisengan membeli kupon permainan
ketangkasan di sebuah pusat perbelanjaan, akhirnya menjadi hobi yang tak
bisa kutinggalkan. Sepulang sekolah aku habiskan waktuku di sana. Bila
tidak bermain “judi kecil-kecilan”, aku sibuk dengan game yang juga banyak menyajikan permainan ketangkasan dengan tukar koin.
Aku sudah kecanduan kelas berat. Bahkan sering tanpa kusadari, aku melakukan gerakan-gerakan memencet tombol game atau tiba-tiba berteriak karena merasa kalah atau menang game. Meski menjadi bahan tertawaan, aku tak peduli.
Oleh guru kelas, aku sering ditegur karena tak
lagi bisa konsen mengikuti pelajaran. Belum lagi nilaiku yang turun
drastis. Tak berhenti sampai di situ, emosiku mulai sering tak
terkendali bila dalam sehari tak berada di depan permainan-permainan
itu. Pendeknya bagaimana pun caranya aku harus bisa memenuhi hasrat
bermainku. Jadilah aku seorang pencuri.
Korban pertamaku adalah iuran SPP tiap bulan.
Berturut-turut kemudian dompet ibu dan ayahku. Lama-kelamaan aku mulai
berani mencuri di luar.
Tak terhitung entah berapa kali aku mengambil
sesuatu yang bukan hakku. Berkali-kali aku tertangkap basah. Namun itu
belum cukup membuatku jera. Aku melakukan semua itu seolah tanpa beban.
Ayah dan ibu sampai angkat tangan dan kehilangan akal mengatasiku.
Imbas lain dari kenakalanku itu, bolak-balik aku
harus pindah sekolah yang biasanya hanya bertahan dalam hitungan bulan.
Sampai pada akhirnya aku drop out sebelum bisa menyelesaikan
kelas dua. Ibu dan ayah sangat marah dan kecewa. Sebab segala nasihatnya
tak pernah satupun kuindahkan. Hanya sekedar lewat. Masuk telinga kiri,
keluar telinga kanan.
Bukannya berubah, sejak “DO” dari sekolah, justru
kenakalanku bertambah. Aku mulai terjebak dalam minuman keras dan
kehidupan malam di bar-bar. Berangkat menjelang sore, menjelang pagi
baru tiba di rumah. Sepanjang siang bila tak di ajak keluar teman,
kuhabiskan waktu untuk tidur. Shalat? Aku tak sempat lagi memikirkannya.
Di otakku yang ada hanya kenikmatan-kenikmatan dunia. Tak sedikitpun
aku berpikir tentang mati atau masa depan. Jadilah aku manusia yang
hidup tanpa tujuan sama sekali.
Hingga suatu hari, di rumah aku kedatangan
saudara sepupu. Yang kudengar ia akan tinggal bersama kami dalam waktu
yang cukup lama untuk sekolah. Ia seorang tuna netra sejak usia
menjelang tujuh tahun. Berawal dari sakit panas yang membawanya dalam
kebutaan permanen.
Semula aku tak peduli padanya. Bahkan aku sempat
berpikir kehadirannya akan membuat repot seisi rumah, termasuk aku.
Apa-apa harus dibantu, jalan mesti dituntun. Pendeknya dalam otakku yang
ada adalah prasangka buruk tentangnya dan segudang kerepotan yang akan
muncul dengan kedatangannya di rumah. Membayangkan saja sudah repot,
bagaimana kalau sudah benar-benar datang?
Ternyata dugaanku benar. Hari pertama ia tiba ia
sudah banyak bertanya tentang seluk beluk denah rumah. Di mana tempat
MCK, di mana letak ini itu. Sangat menyebalkan menurutku. Kadang aku tak
dapat menahan tawa, di awal pekan kehadirannya ia sering menabrak
sana-sini, hingga membuatku berteriak-teriak mengingatkannya.
Benar-benar bikin repot.
Pekan berikutnya ia sudah hafal tempat-tempat di
rumah. Tiap hari kerjanya menyapu, bersih-bersih rumah bahkan ia
menyikat kamar mandi juga menyetrika! Aku diam-diam terkagum-kagum.
Meski seusia dengannya, belum pernah aku yang normal begini mengerjakan
semua tugas itu. Semua beres di tangan ibu.
Belum lagi ia rajin shalat dan mengaji dengan Al
Quran Braille. Suaranya merdu dan tak jarang sesekali suaranya tersendat
seperti menahan tangis saat membaca Al Quran. Sering aku diam-diam
berada di belakangnya, memerhatikan ia meraba-raba titik-titik yang
bertonjolan di buku Al Qurannya. Sumpah, dia bisa membuatku bangun pagi
atau tak membuatku pergi serta rela tak tidur siang hanya untuk bisa
memerhatikan dan mengamatinya.
Jika ia yang tak sempurna saja begitu rajin dan
semangat belajar juga beribadah, kenapa aku yang sehat justru sibuk
maksiat. Entah, ada kekuatan dari mana, meski malu-malu kucing pada
awalnya, aku sering diam-diam menjadi makmum di sampingnya. Biasanya ia
akan tersenyum dan menepuk punggungku seraya berucap syukur.
Lama-kelamaan aku merasa dekat dengannya. Sedikit demi sedikit aku mulai
berubah, meski aku harus mati-matian menahan keinginan lamaku. Alhamdulillah, pada akhirnya aku bisa berhenti dan lepas dari semua itu. Kutinggalkan masa laluku tanpa keraguan sedikitpun.(***)
Inilah Akibat Memperlakukan Seorang Ibu Sebagai Pembantu Bagi Dirinya
Seorang anak berlaku kasar kepada ibunya.
Dia tidak hanya suka teriak-teriak di wajahnya, akan tetapi suka
mencaci dan memakinya. Ibunya yang telah tua, seringkali berdoa kepada
Allah ta’ala agar Allah meringankan kekerasan dan kekejaman anaknya. Dia
menjadikan ibunya sebagai pembantu yang membantu dan mengurusi segala
kebutuhannya, sedangkan ibunya sendiri tidak membutuhkan pengurusan dan
bantuannya. Betapa sering air matanya mengalir di kedua pipinya, berdoa
kepada Allah ta’ala agar memperbaiki belahan hatinya dan memberikan
hidayah kepada hatinya.
Pada suatu hari dia menemui ibunya dengan
raut wajah kejahatan yang terlihat dari kedua matanya. Dia
berteriak-teriak di wajah ibunya, “Apakah ibu belum menyiapkan makanan
juga?” Dengan segera ibunya mempersiapkan dan menghidangkan makanan
untuknya. Akan tetapi tatkala dia melihat makanan yang tidak dia suka,
maka dia melemparnya ke tanah.
Dia marah dan berucap, “Sungguh, aku kena
musibah dengan wanita yang sudah tua renta, aku tidak tahu, kapan aku
bisa berlepas diri darinya.” Ibunya menangis seraya berkata, “Wahai
anakku, takutlah kamu kepada Allah terhadapku. Tidakkah kamu takut
kepada Allah? Tidakkah kamu takut akan murka dan kemarahanNya?” Karena
mendengar kata-kata ibunya, maka kemarahannya pun memuncak, dia memegang
baju ibunya dan mengangkatnya. Dia mengguncang-guncang ibunya dengan
kuat seraya menghardik, “Dengar, aku tidak mau dinasihati. Bukan aku
yang mesti dibilang harus bertakwa kepada Allah.”
Lalu dia
melempar ibunya. Ibunya jatuh tersungkur. Tangisnya bercampur dengan
tawa anaknya yang penuh dengan kepongahan seraya mengatakan, “Ibu pasti
akan mendoakan kecelakaan bagiku. Ibu mengira Allah akan
mengabulkannya.” Kemudian dia keluar rumah sambil mengolok-olok ibunya.
Sementara sang ibu, dia berlinangan air mata kesedihan, menangis siang
dan malam tiada henti.
Adapun anaknya, dia lalu menaiki
mobilnya. Bergembira dan bersuka cita sambil mendengarkan musik. Dia
kencangkan volume tapenya. Dia lupa akan apa yang telah dia perbuat
terhadap ibunya yang malang. Dia meninggalkan ibunya dalam keadaan
bersedih hati sendirian, hatinya menelan rasa sakit, mengalami kesedihan
yang sangat mendalam.
Dia punya acara ke luar kota. Tatkala
mobilnya melaju di jalan raya dengan kecepatan membabi buta, tiba-tiba
ada seekor unta berada di tengah jalan. Dia terguncang dan kehilangan
keseimbangan. Dia mencoba untuk menguasai keadaan, akan tetapi tidak ada
jalan keluar dari takdir. Dalam kecelakaan itu, ada potongan besi mobil
yang masuk ke dalam perutnya, akan tetapi dia tidak langsung tewas.
Allah ta’ala menangguhkan kematiannya. Dia berpindah dari operasi satu
ke operasi yang lain, hingga akhirnya terbaring di tempat tidur, tidak
bisa bergerak sama sekali. (Aqibah Uquq al-Walidain, hal. 69-71.)
Langganan:
Komentar (Atom)